Thursday, September 22, 2005

[Dua lumit]

Runi terkasih,
Terimakasih untuk sayap indahmu. Percayalah, kamu bisa terbang tanpa aku.
Kamu tahu, bukan padamu aku marah. Bukan pada nasib aku kecewa. Andai kamu melihat mata tua itu Runi, mungkin kamu mengerti. Remang tanpa masa depan, kehilangan harap dan percaya. Mata yang berkaca tanpa lelehan. Sejenak aku sudah menjadi dia.

Sejak lama aku sadar sudah berbeda. Bukan karena aku mau, tetapi anak-anak tetangga yang setiap hari mengingatkanku. Walau kami berlari di gang yang sama, memancing di empang yang itu juga. Aku belajar menerima perbedaanku dengan menghindari pertengkaran, berbuat ekstra baik terhadap orang yang kukenal. Semua kulakukan supaya kami bisa diterima. Tetapi mereka yang selalu mengejek dan meneriaki setetes kesalahanku. Kamu tahu, akulah yang dipukul mama kalau sampai ribut dengan anak tetangga, tak peduli bukan aku biang keladinya?

Anak-anak tetanggaku itu menjadi besar sepertiku. Mereka baik terhadapku dan selalu bermain bersama sepanjang sekolah. Tetapi setiap ada lomba dan acara, merekalah yang terpilih dan bukan aku, tak peduli siapa yang lebih baik. Percayakah kamu bahwa itu semua nasib? Kalau kamu percaya, mengapa orang lain yang mengatur nasibku? Walau setelah dewasa mereka sungguh baik terhadapku, bukankah suara masa kanak jauh lebih jujur apa adanya? Benar, aku berbeda. Entah apapun usahaku menghapus semua itu. Dan sekarang.... mata tua itu jadi saksi. Sekaligus pemantik bara dalam darahku.

Runi terkasih,
Kamu adalah bagian terindah dalam hidupku. Karena hanya kamu yang menerima aku apa adanya. Dan sayapmu yang indah membawaku melayang melintasi cakrawala. Tetaplah terbang, Sayang. Karena kamu bersinar saat singgah di awan.

Aku bersimpuh untuk merenggutmu melayang bersamaku. Tapi aku tak mampu. Bumi pijakanmu terlalu kuat menawanmu.....

*****

ga usah diperjelas deh awal dan sesudahnya... ini kitaran 1998


5 drops:

Merlyna said...

wah, dy.... lagi2 tulisan dy bikin aku tertegun.
curious, apa dulu sempat nulis surat cinta sama iyus? pasti iyus kelepek2.... wooooooow....

neenoy said...

hmmm...

*sangat pengen baca lanjutannya*

indah maharani said...

sangat bagus..
lanjutannya dunk... =)

Anonymous said...

nice
:)

dy said...

Mer, dulu gue yang dibikin kelepek2, huehehehe...

Noy, hmmm... sangat pengen bisa lanjutin :P

Rani, makasih. Bisa janji nggak ya....

Atta, thanks juga.

Durin, loyalty & stupidity itu berlaku universal ya.... :)