Thursday, December 08, 2005

Angin

Aku adalah sebulir angin. Melayang di udara bersama renda-renda mutiara. Hari ini aku melaju ke utara, menebas ranting yang payungi jalan raya. Lalu aku terhenti, menabrak kaca jendela. Di dalamnya kulihat ruang duduk suram dengan perapian. Dan seorang anak memeluk lutut di mukanya mencari kehangatan. Badannya terayun-ayun mengikuti dendang lirih dari radio tua. "You better watch out, you better not cry..." Oh please... masihkah ia percaya akan Santa?

Bulir angin di sebelahku berbisik," Aku ke sini tahun lalu. Saat itulah kudengar kisahnya. Orang tua anak itu sudah tiada, sekarang ia tinggal bersama neneknya. Satu-satunya yang masih membuatnya gembira adalah musim ini. Saat ia masih bisa berharap, Santa akan mempertemukannya dengan orang tuanya....". Aku terdiam. Saat seseorang kehilangan sesuatu yang luar biasa, sungguh wajar ia jadi percaya akan hal-hal yang luar biasa pula. Untuk meredam rasa kehilangannya....

Aku adalah sebulir angin. Melayang di udara bersama jarum-jarum air. Hari ini aku melaju arungi benua. Menghirup hangat di bibir samudera, menari-nari dengan butir pasir. Aku terhenti saat tertambat di rambut seorang perempuan muda. Di tangannya tergenggam ranting, menggores hamparan pasir. I love.... (sebuah nama). Ah, ia jatuh cinta. Lalu ia berdendang, akan cinta yang mengarung jarak, tak tembus mata. Hanya rasa yang melayang di udara, berharap angin menyampaikan pada yang terkasih di belahan dunia sana. Aku terpana. Masihkah ia percaya, akan cinta tanpa tatap mata?

Pasir yang memeta nama sang pria tersenyum mendengarku. "Hei, sudah dua tahun perempuan ini selalu ke pantai ini. Dan kami selalu menunggu goretannya yang tak pernah berubah. Bukankah itu pertanda indah, kesetiaan?" Aku tersenyum ragu. Sampai kapan ia akan bertahan menunggu?

Lalu pasir itu berlagu," Tolonglah angin, sampaikan pesan ini pada sang pria di belahan dunia sana...." Lalu aku berputar-putar di atas pasir yang memeta sebuah nama. Mengingatnya baik-baik sebelum membuatnya pudar dengan pasir yang berterbangan. Ah ya, daripada penuh sangsi dan banyak tanya, bukankah lebih baik membantu orang yang percaya?

Aku adalah sebulir angin. Terbang bersama burung. Menebar salju di udara dingin. Menari berputar bersama pasir. Berkejaran dengan jarum air. Meneruskan pesan, yang tak bisa disampaikan lewat kabel dan surat. Ke sudut hati.

13 drops:

neenoy said...

so beautiful, dy... *speechless*

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
sujud ilalang said...

ini sungguh indah... sungguh!

Anonymous said...

saya selalu percaya, angin adalah penyampai kabar yang paling jujur.... ia hanya menjadi media bagi suara untuk berkata atau berteriak....

dy said...

Noy, makasih. Lebih berarti lg karena datangnya dari elo... :)

Aulia, makasih jg. Tulisanmu jg indah2.

Aries, thanks for stopping by.

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...

Looking for information and found it at this great site...
» »

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.