Monday, March 09, 2009

Serak

Sepertinya baru sebentar. Tapi serasa sudah lama. Terlalu lama. Seperti ada yang menggantung di dada. Sesak. Pertanda kejenuhankah. Atau keinginan tak terjamah. Ataukah hanya lelah.

Dimana kata hanya tergantung di lidah. Pikiran tertambat di pusar kepala. Hati terserak. Lalu kaki memimpin langkah. Karena cuma kaki yang tahu kemana pergi. Keharusan menuju. Menyelesaikan tugas, rutinitas.

Aku rindu hatiku. Yang hangat. Yang bersenandung kecil. Langkah ringan. Sapaan ramah. Kemana hatiku. Yang mampir menghirup angin. Tidak bergegas soal sepele dunia kecil. Serapah tak penting.

Mungkin ia terserak. Sepanjang perjalanan waktu. Yang sepertinya baru sebentar. Tapi terasa lama. Kalau kupunguti serakannya, mungkin masih bisa jadi satu. Pelan-pelan. Entah kapan.

0 drops: