Wednesday, July 20, 2005

Check This Out

Please check out my new collection here: Jingga Gems. Thanks!

My collections also displayed at Watermark Gallery, downtown Baltimore. The owner is Manzar, a great painting artist who also taught me to see a jewelry as a piece of art, rather than just making it for a good sale. Some of them are good compositions, color harmony, flowing-vision, scale, texture, distraction, etc. In fact, there is a major on jewelry design at some universities in US. Well, to be frankly, I did not think of my pieces that way though, simply just following my hand, intuition, trial & error. But since I know now, I guess that would be a great way to start doing it as I would design something else....

Friday, July 15, 2005

Fireworks

Damian menengadah ke langit-langit.
"Di mana?" Tanyaku.
"Tu... di sana...." Telunjuknya menunjuk satu titik di langit-langit ruangan, enam puluh derajat dari horisontal.
"Oh iya... itu dia," ucapku gembira, terbawa antusiasnya.
Damian tersenyum dan matanya mengerjap-ngerjap cepat.
"Memangnya Damian lihat apa...?" pancingku melirik, ingin tahu, sekaligus tak ingin salah menebak.
Matanya mengerjap-ngerjap cepat tak henti, telunjuknya menunjuk langit-langit.
"Itu... fireworks, ma...." Sekarang suaranya menimpali dengan bunyi,"Dum... dum... dum...."


Ah ya.... aku ikut menengadah lagi, mengerjapkan mata cepat... Itu dia fireworks-nya! Kami menikmati kerlip itu bersama, di dalam ruang ditimpali rintik gerimis. Tersenyum sambil mengerjapkan mata....

I'm amazed how he's just so full of imagination.

(Posting ini juga buat Tante Neenoy yang pingin lihat fireworks.... dari Damian)

Monday, July 11, 2005

Freedom

Di January 1941, President Roosevelt mengutarakan pidato tahunan di depan kongres Amerika. Isinya mengenai konsep "four freedom": Freedom of Speech, Freedom of Worship, Freedom from Want, and Freedom from Fear. Konsep ini kemudian digunakan sebagai promosi publik saat pengerahan perang dunia II, dibantu dengan ilustrasi dari Norman Rockwell di harian Saturday Evening Post, dua tahun kemudian.

Di ruang makan kami tergantung dua poster reproduksi karya Norman Rockwell ini: Freedom of Speech, dan Freedom from fear. Keduanya membuat saya menyimak lebih jauh. Kebebasan, terkadang jadi salah guna, bahkan bumerang, jika diterapkan berlebihan.

Saat orang di sini (US) bebas bicara dan berekspresi, terkadang jadi kurang mendengarkan. Mereka sangat pandai dalam berucap, mengemukakan pikirannya, sehingga ke-aku-annya menjadi sangat penting. Satu hal yang menurut saya jadi bumerang dalam Freedom of Speech ini contohnya adalah pengesahan hukum pernikahan sesama jenis (di beberapa negara bagian). Argumennya semata-mata adalah rasio, selain didukung kebebasan ekspresi kelompok gay. Selain itu adalah keinginan mereka untuk memilik keturunan yang sah dengan hak-hak yang sama seperti orang tua lainnya. Dan kerena hampir segala hal di sini berdasar rasio semata, tampaknya sudah sangat sulit mencari alasan lain untuk menolak hukum ini. Saya bukan orang yang sangat religius, apalagi rasis. Saya menghormati kebebasan orang lain, tetapi di lain pihak saya masih percaya ada hal-hal yang sudah diatur dari 'sananya' (haa... Indonesia banget!); salah satunya adalah pernikahan antara dua lawan jenis (+ anak yang memiliki ayah-pria dan ibu-wanita).

Dan freedom of Speech (and expression) saat dulu didengungkan dan jadi landasan berpikir orang-orang di US, buat saya konteksnya jadi berbeda ketika diterapkan di pop culture seperti sekarang. Maka saya sudah nggak heran lagi dengan orang di sini yang pandai bersilat lidah. Malah kalau kamu bertengkar dengan orang boleh bersumpah-serapah f**k, sh*t, a**h***, s*c* dan sejenisnya, asal tangan nggak ikutan bicara!

Dari poster Freedom from Fear, saya lihat bapak dan ibu yang menyelimuti dua anaknya. Kalau diperhatikan, koran yang dipegang si bapak punya headline ini: "Bombing k.... horror hit....". Kalau saya cari asal pidatonya Roosevelt, terjemahan bebas konsep satu ini kira-kira demikian: "...pengurangan kekuatan senjata di seluruh dunia sehingga nggak ada negara yang mampu melakukan agresi fisik terhadap negara tetangga, di manapun di dunia".

Makanya nggak heran sekarang US jadi polisi dunia, malah sibuk menyerang negara lain. Mungkin maksudnya menerapkan "Freedom from fear". Supaya anak-anaknya bisa tidur nyenyak. Tapi mudah-mudahan ia juga sadar, begitu menyerang negara lain, negaranya sendiri jadi nggak bisa tenang. Masih ingat penyerangan US ke Irak disebut Operation Iraqi Freedom? Dan freedom from fear ini sudah jadi bumerang, karena headline di koran lukisannya Norman Rockwell persis sama seperti headline koran yang dipegang bapak-bapak jaman sekarang....

(Ditulis mengingat kemerdekaan US tanggal 4 Juli lalu, disusul pengeboman di London, Inggris yang sekutunya US)