Wednesday, April 18, 2007

Pusara

Pernahkah kamu bayangkan, perjalanan ke kampung halaman, bukan lagi menjadi liburan? Melainkan ziarah. 
 
Bukan lonjakan peluk penuh tawa riang, tapi tenggelam dalam sedan. Memeta sosok yang utuh dalam kenangan. Hanya bertatapan dengan foto rautnya di dinding, tanpa dekapan. Kesunyian di hati, dan jelalatan mencari-cari. 
 
Aku kehilangan masa, waktuku dicuri. Akukah yang terlambat, ataukah waktu yang merampasku terlalu cepat? Memohon masa lalu kembali sejenak, memberi kesempatan bercakap. Entah dengan sesosok bayang, ilusi, atau mimpi. Tak hanya dalam ingatan yang mengabut. 
 
Aku butuh menjamah. Tak hanya bertanya di bibir pusara. Mengucap penyesalan dan doa di seonggok tanah. Mengelus dan mengusap kelembutan rumput. Menetesi air di hitam granit berpayung terik. Yang cuma bisa menggores nama, tanpa cerita panjang di baliknya. Menabur kelopak bunga beraroma kasih, tanpa sungkem sembah memohon maaf. Atas kedatangan yang terlambat.  
 
Flower place (as Damian names it), Jakarta, January 2008. To all friends and people who had lost their loved ones.

4 drops:

Anonymous said...

teruskan dengan ziarah hati, mbak... hanya dengan itu silaturahmi antar-ruang-waktu dapat terus terjalin...

Unknown said...

perpisahan akan selalu mengiring langkah kita

dy said...

Terimakasih ya.... that means a lot :)

indah said...

hi there...

ini dalem banget...
tulisannya dibuat sehari setelah bokap gw berpulang, 17 April 2007.

thx ya...jadi berasa it's dedicated for me :)

salam kenal yaaa :D