Sunday, May 21, 2006

In-between people

Dari perbincangan dengan seorang kawan saat makan malam, ada frasa yang menarik buat saya. Ia jenis orang yang bisa menyimpulkan dengan tepat apa yang saya maksud dalam satu atau dua frasa saja. Mungkin nggak orisinil, tapi itu nggak penting. Salah satunya ini. In-between people. 
 
Diawali dengan perbincangan mengenai orang-orang yang dilihat setiap hari walau tak dikenal. Seperti kasir grocery. Atau tukang pos. Atau pelayan restoran. Atau orang yang tiap hari kita lihat di waktu yang sama (saat menunggu bis, misalnya). Walau tak dikenal, orang-orang ini termasuk membentuk keseharian dan rutinitas tanpa disadari. Pada saat harus pindah ke tempat lain, kita merasa kehilangan orang-orang seperti ini. Kehilangan memori. Rutinitas masa lalu. Wajah-wajah yang familiar. Tukang bubur ayam pagi. Wanita penunggu bis. Penjaga perpustakaan. Penjual koran. Bayang-bayang diri yang berkelebat di bawah matahari. 
 
Lalu kawan saya mengaitkan hal ini dengan buku yang ia baca, penulisnya imigran dari eropa timur yang tinggal di amerika. Salah satu kehilangan besar dalam hidup tokoh saat harus pindah adalah orang-orang ini. Sosok tak dikenal yang mengaitkan hidupnya dengan masa lalu. Dengan kenangan hidup di suatu belahan dunia di suatu waktu. Dengan suatu identitas yang mapan, dan rutinitas yang diharapkan. (Ia juga berucap belasungkawa atas kehilangan mbah saya, dan kehilangan akan sebagian diri saya di masa lalu). 
 
Saya menambahkan, ada kesamaan dari orang-orang yang ber-imigrasi ini. Alasan pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Kadang masa lalu yang sama (pengungsi perang atau revolusi, seperti dalam Kite Runner atau Minaret). Kadang ingin kehidupan yang lebih baik (Life of Pi, Namesake). Entah tokoh dalam buku atau pengalaman langsung penulisnya. Somehow, mereka punya karakter yang sama. Tapi yang pasti, walau mereka punya akar di negaranya, benih mereka jatuh di negara lain. Hati dan budaya mereka ada di tanah asal, tapi rutinitas dan hidup mereka ada di tanah baru. Terjepit. Atau terbelah. Atau terentang. In between. might be continued. might be not.

1 drops:

Anonymous said...

aku kangen tulisan yg kayak gini. Mungkin ini rangkaian umum yah. Awalnya antusias dg kultur baru di tempat baru. Lalu mulai merasa asing dengan kultur barunya, mendorongnya utk kenal dan lebih mengagungkan kultur asalnya. Sampe akhirnya ia belajar mengerti dan memahami "aturan main" kultur baru tadi, dan mulai menghargainya. Kalo ngga, ya mudik lagi deh :)
--durin--