Thursday, September 16, 2004

Kunci


Aku mencari sebuah kunci. Kunci perak kecil pembuka sebuah laci. Kunci ini penting, karena isi lacinya juga penting. Ada album foto lama, ada tumpukan gambar hasil karya, ada penggalan tulisan dan rencana, ada bon dan kuitansi, ada referensi dan dokumentasi. Aku memerlukan isi laci itu, sangat. Tapi kuncinya hilang, dan lacinya terlalu kokoh untuk dibongkar. Sekian hariku terbuang untuk mencari kunci itu. Kuabaikan masalah lain di kitaranku. Karena buatku kunci itu terlalu penting, saat ini. Dan tidak ada kunci serep lain atau kunci pengganti. Aku masih mencari kunci itu, demi isi sebuah laci.

Mungkin kelak kutemukan kunci itu. Berkilau, tergeletak manis di sudut kamar. Tinggal dipungut dan dimasukkan ke lubang di laci. Dan bisa kukeluarkan seluruh isi lacinya. Dan akan kubuat kunci serepnya. Mungkin kelak kutemukan kunci itu. Atau... mungkin kunci itu telah hilang, for good. Dan kubiarkan laci itu tetap terkunci.

Bisakah kaubayangkan, kunci itu adalah sebuah kesempatan?

3 drops:

neenoy said...

itu gue banget sih..., terutama sekarang lagi pasrah membiarkan laci itu terkunci saja :(

jadi inget tulisan lo tentang kacamata, dy...
waktu baca itu, gw berasa (dari perspektif ttt) gw termasuk orang yang selalu berganti-ganti kacamata :(

btw, in your case, mungkin damian yang ngumpetin kuncinya? udah ditanya belum :p

dy said...

Betul juga Noy... kadang2 biarin aja ya lacinya terkunci, dan kuncinya dimainin Damian... :)

Anonymous said...

Enjoyed a lot! http://www.australian-long-stay-travel-insurance.info/Zithromax-good-ear-infections.html Portiable tv car car rental mvr check dui Generic proactiv solution