Harum. Sesayup hirup dirimu membuat candu yang lekat di otak terpatri tanpa jeda. Harum di mulut pipi kening dada lengan kaki dan rambutmu yang terus merimbun. Kuciumi tiap hari tanpa reservasi tak kenal waktu dan mengguratkan senyumku sesudahnya, selalu.
Lucu. Memandang bentukmu yang bulat di tempat yang tepat mengundang gemas. Bentuk sempurna menyerupai dewasa dalam tinggi yang belum semeter namun lincah gerak dan gaya. Kuangkat, berputar, bergumul, kucubit, kukejar dan terlepas tawa, bahagia.
Bening. Binar mata kecil polos tanpa prasangka menatap luluhkan hati. Ada senyum-tawa-tangis di bening terlindung kelopak tipis yang manis. Dalam putaran purnama tatapmu tumpah tanya menuntut jawab cerdas munculkan binar di beningnya dan kau menganguk-angguk, mengerti.
Detik. Waktu bagimu tak berarti dan sangat berarti. Bermain, jalan-jalan, makan, tidur, membaca, mandi, berulang dalam duapuluh empat jam. Hitungan detik berarti bertumbah tinggi sekian mili, berkembang cerdas, bervariasi gerak, bertambah ucap, dan membuatku terpana lupa mungilnya saat kau lahir.
Keajaiban. Kesakitan berbuah senyum-tawa-tangis bahagia-bangga musnahkan segala regangan-erangan-jahitan rahasia di ruang bersalin. Bukankah keajaiban namanya? Tubuh mungil tanpa tatap dan gerak, menyusu sekian purnama bertambah berat di pelukan, suap mungil sesendok kecil menopangmu merangkak berdiri berjalan berucap. Dari tetes berubah ada dan tumbuh dan menjadi, bukankah keajaiban namanya?
Doa. Kuakui tak pernah ku teratur mendaras doa di bilik hati hingga kau hadir di rahim dan melengking tangis dan mengisapku dan awasi jatuh bangunmu dan mengantarmu tidur di pelukan malam. Sebaris doa terima kasih untuk sebuah keajaiban yang sehat hingga kini dan untuk nanti. Sebaris lagi mohon bimbingan menuntun, menjadi orang tua yang baik buatmu.
Dua frasa yang sudah mampu kau ucap mengiris ngilu di hati dan di gendang telinga: Tengkyu Mama dan Alevyu.
Hari ini kuucap kesekian kali, tertulis di hari adamu yang kedua tahun di dunia ini: Thank You, Damian. I Love You, too.
Lucu. Memandang bentukmu yang bulat di tempat yang tepat mengundang gemas. Bentuk sempurna menyerupai dewasa dalam tinggi yang belum semeter namun lincah gerak dan gaya. Kuangkat, berputar, bergumul, kucubit, kukejar dan terlepas tawa, bahagia.
Bening. Binar mata kecil polos tanpa prasangka menatap luluhkan hati. Ada senyum-tawa-tangis di bening terlindung kelopak tipis yang manis. Dalam putaran purnama tatapmu tumpah tanya menuntut jawab cerdas munculkan binar di beningnya dan kau menganguk-angguk, mengerti.
Detik. Waktu bagimu tak berarti dan sangat berarti. Bermain, jalan-jalan, makan, tidur, membaca, mandi, berulang dalam duapuluh empat jam. Hitungan detik berarti bertumbah tinggi sekian mili, berkembang cerdas, bervariasi gerak, bertambah ucap, dan membuatku terpana lupa mungilnya saat kau lahir.
Keajaiban. Kesakitan berbuah senyum-tawa-tangis bahagia-bangga musnahkan segala regangan-erangan-jahitan rahasia di ruang bersalin. Bukankah keajaiban namanya? Tubuh mungil tanpa tatap dan gerak, menyusu sekian purnama bertambah berat di pelukan, suap mungil sesendok kecil menopangmu merangkak berdiri berjalan berucap. Dari tetes berubah ada dan tumbuh dan menjadi, bukankah keajaiban namanya?
Doa. Kuakui tak pernah ku teratur mendaras doa di bilik hati hingga kau hadir di rahim dan melengking tangis dan mengisapku dan awasi jatuh bangunmu dan mengantarmu tidur di pelukan malam. Sebaris doa terima kasih untuk sebuah keajaiban yang sehat hingga kini dan untuk nanti. Sebaris lagi mohon bimbingan menuntun, menjadi orang tua yang baik buatmu.
Dua frasa yang sudah mampu kau ucap mengiris ngilu di hati dan di gendang telinga: Tengkyu Mama dan Alevyu.
Hari ini kuucap kesekian kali, tertulis di hari adamu yang kedua tahun di dunia ini: Thank You, Damian. I Love You, too.
3 drops:
happy b'day damian... sun sayang dari tante ninoy
btw, emang harumnya anak itu bisa jadi candu ya, dy :)
Tengkyu Tante Ninoy... Salam buat Kak Obin ya...
[Kalo nda nyium sehari serasa ada yg kurang...]
Very nice site! »
Post a Comment