Tuesday, October 12, 2004

Sekilas Jalan

Minggu lalu aku banyak habiskan waktu buat jalan-jalan, mengunjungi ini-itu yang mumpung masih bisa kesampaian sebelum cuaca semakin dingin. Selain itu karena dua minggu lagi kami bakal pindah dari downtown. Downtown yang [relatif] banyak hiburan dan terjangkau tanpa perlu kendaraan alias gerak jalan. Begini ulasannya...

Kamis, 7 Oct 2004: Melihat Chocolate Festival di Lexington Market.
Lexington Market yang berdiri sejak 1782 merayakan anniversary-nya yang ke 220 tahun ini. Sudah lama sekali ya? Bayangin dari jaman orang belanja ke pasar masih naik kuda! Kurang lebih ada sekitar 140 vendors di pasar ini, dengan ragam produk makanan segar, sayur, seafood, bakery, dll, mirip sebenarnya dengan pasar di Indonesia lengkap dengan interaksi pembeli-penjualnya emhh... kecuali di sini jauh lebih bersih dan teratur, lalu ada atrium untuk berbagai kegiatan, terkadang diiringi dentuman live-band dan sudah termasuk obyek wisata.

Sudah beberapa kali aku ke sini, sekedar beli sayur atau daging yang relatif lebih murah, dan terutama untuk jajan makanan jadi yang beragam, nggak ketinggalan donat dan eclair-nya [satu dolar saja dapat lima, masih lebih murah dan nggak kalah enak sama Dunkin di Jakarta].

Festival Coklat di Pasar Lexington ini mengambil tempat di atrium, dipenuhi penjual berbagai jajanan coklat [yum...], dari cake, muffin, truffle, candy, pie, apel celup coklat, fudge, cookies, rasanya berdosa sekali melihat coklat yang menggiurkan itu...
Acaranya juga diiringi live-band, demo bikin chocolate cake, lomba makan coklat [sayang nggak sempat lihat], dan cicip coklat gratis! Sejauh yang kucoba, coklat di US ini rasanya agak terlalu manis buat lidahku. Favoritku masih coklat bar isi liquor merk Lindt yang kutemukan di Singapore dulu. Satu-satunya yang mengganggu buatku cuma MC acara ini... Soalnya laki-laki african-american yang besar ini bicaraaa... terus nggak berhenti, dengan gaya orang yang berkotbah di gereja. Cuma kata-katanya diganti: "Embrace the Chocolate... Let The Chocolate fill your life... Come and try some, and you'll never regret... Please don't go, before you taste this..." Ya ampun... Kayaknya di sini Coklat sudah jadi sekte baru kali yaa....


Jumat, 8 Oct 2004: Mengunjungi National Aquarium in Baltimore.
Tepat lima menit setelah jam lima sore aku sudah mendapat tiket masuk ke Baltimore Aquarium, karena setiap hari Jumat selama fall-winter setelah jam lima tiketnya dijual seharga lima dolar saja [biasanya $17.50!].
Aku dan Damian menikmati satu-satu aquarium yang menampilkan binatang dari berbagai jenis air [sungai, laut, rawa, pantai, coral reef, amazon river]. Tak ketinggalan aquarium raksasa dengan ketinggian tiga lantai yang berisi ikan laut dalam. Aku tak menyangka dengan jumlah dan jenis koleksinya yang beragam, selain itu juga didukung flow exhibits sehingga pengunjung bisa menikmati dengan alur yang nyaman. Attention to detail, love it!

Selama hampir dua jam tak terasa kami menikmati dengan antusias. Terutama Damian yang ribut menunjuk dan menjerit histeris saat melihat Nemo-ikan kesayangannya, dan pandangannya yang takjub melihat 'ikan besar' [shark] dengan gigi tajam, dibandingkan dengan tubuhnya yang jauh lebih kecil.

Pada jam tujuh kami menikmati pertunjukan Dolphin yang sudah termasuk dalam tiket, buatku tidak terlalu istimewa. Tapi buat Damian, melihat Dolphin yang melompat menyentuh bola sudah luar biasa sekali tampaknya... Setengah jam kemudian kami pulang, lelah tapi puas....


Sabtu, 9 Oct 2004: Bermain Di Belvedere Farm.
Playgroup Damian tiap tahunnya mengadakan farm trip di bulan ini, karena sebentar lagi Halloween sekaligus berkesempatan melihat pumpkin farm. Letak farm ini tidak sampai satu jam dari downtown, dan semakin mendekati tujuan pemandangan yang kulihat semakin menyerupai "Little House on The Prairie". Kalau di desa tempat Mbahku di Purworejo sejauh mata memandang adalah sawah menghijau, di sini sejauh mata memandang adalah rumput dan ilalang berwarna kecoklatan. Sama indahnya, dengan kesan yang berbeda.

Saat kami mulai memasuki daerah lapang di belakang rumah kayu tua pemilik farm, anak-anak langsung berloncatan dan berlari menghampiri pumpkin yang besarrr sekali.

Mereka berebutan naik di atas pumpkin yang tergeletak di tanah, atau berusaha mendorong tanpa hasil. Di sebelah kiri tanah lapang ini ada peternakan kecil yang berisi domba [plus dua anak yang masih kecil], kambing, babi [dan tiga anak babi!]. Damian dan teman2 sibuk mengelus dan memanggili binatang-binatang kecil itu. Di sebelah kanan ada bangunan kayu semacam gudang yang dipakai untuk menjual hasil produksi buatan sendiri seperti berbagai jenis selai, aple cider, dan berbagai sayur/hasil peternakan lainnya. Yang lucu, ada buah semangka berbentuk angsa... Di tengah lapangan disusun berbagai jenis pumpkin dengan beragam bentuk dan ukuran, lalu ada kuda-kudaan dari jerami dan daun jagung. Agak jauh di sebelah kanan ada lagi kandang tanpa atap berisi kalkun yang besarr... dan kambing berbulu tebal.

Di bagian kiri lapangan ada dua mainan traktor dari kayu yang bisa dinaiki [salah satu favorit Damian di sini], dan ada terowongan pendek setinggi 1 meter yang terbuat dari jerami [aku ikut masuk karena... pingin aja :)]. Di sebelah kiri ini dibatasi ladang jagung yang tinggi dan kami juga bisa jalan-jalan di sini.

Setelah asyik melihat-lihat, kami berkesempatan naik truk pengangkut jerami yang disambung traktor di bagian depannya. Di dalam truk ini masih ada jerami-jerami yang ditumpuk buat tempat duduk. Selama lima menit perjalanan kami dibawa ke pumpkin farm yang masih jadi bagian Belvedere Farm. Di sini pumpkin berbagai ukuran bertebaran menunggu dipetik! Pemandangannya bagus sekali. Damian berlagak sok sibuk memilih pumpkin yang akan dibawanya pulang [kami boleh mengambil yang berukuran kecil].

Setelah selesai kami naik truk jerami kembali ke lapangan untuk bermain lagi [terutama anak2] dan melihat-lihat. Sekitar pukul dua belas kami menggelar bekal yang kami bawa dan berpikinik di lapangan rumput ditimpali semilir angin yang sejuk. Hmmm... speechless....


Minggu, 10 Oct 2004: Baltimore Farmer's Market.
Hanya dengan berjalan kaki sekitar sepuluh menit, aku sampai di 'pasar petani' yang diadakan hanya di hari Minggu sepanjang bulan Mei-Desember. Letaknya di bawah jembatan layang, terlindungi dari hujan dan panas. Pasar yang ini lebih mirip lagi dengan pasar tradisional di Jakarta. Produk yang dijual kebanyakan sayuran, seafood dan daging segar langsung dari produsen, dengan harga yang jauh lebih murah dari tempat lain. Selain itu juga dijual berbagai jenis roti yang menggiurkan ditemani minuman hangat, makanan jadi, kopi buatan sendiri, dan jauh di sisi kanan dijual craft karya sendiri.

Di bagian craft ini aku tidak melihat produk yang signifikan, sampai di satu meja tempat seorang perempuan berusia sebaya denganku menjual hasil karyanya. Lilin dalam gelas bening yang berhias ikan dan kerang, menyerupai aquarium, dan berbau harum [scented candle]. Kreatif sekali, lagipula pekerjaannya rapi. Aku berkenalan dengannya. Huyi, asal Thailand. Ia baru berjualan di sini dua minggu, dan hobinya ini dilakukan selain waktu kerjanya. Tampaknya cukup banyak yang tertarik dengan hasil karyanya, karena unik dan disukai remaja. Ia bilang, hari ini penjualan belum menutupi biaya sewa stand. "Well, I think we have to take a risk to start business sometimes... because you'll never know....". Cukup lama aku bercakap dengannya, dan berjalan pulang dengan pikiran penuh, dan inspirasi dari seorang Huyi.

Hari minggu ini diakhiri dengan menjenguk seorang kawan di rumah sakit yang baru melahirkan anak ke-dua, seorang putri bernama Zahra Dinda Amani. Selamat untuk keluarga Hilman-Rina dan Raka!

0 drops: