Wednesday, January 18, 2006

Life of Pi

Seminggu kemarin (setelah menyadari caci-maki memang melegakan tetapi tidak membawa kemana-mana), saya menghabiskan waktu membaca lagi (jeeez... wish I did it earlier). Menghabiskan Life of Pi yang tertunda, dan Gap Creek yang termasuk daftar Oprah book club. Dua-duanya bagus, tapi Life of Pi menurut saya termasuk luar biasa.

Pi Patel menganut tiga agama sekaligus. Hindu, Kristen, Islam. Di mata lelaki muda India berusia 16 tahun pengagum Gandhi, ketiga agama ini dijalani dengan intuisi, pertanda. Tetapi tetap dengan kesungguhan. Kepolosannya mengandung kebenaran yang enggan diakui penganut fanatik agama (simak bagian ketika adu argumentasi ketiga guru agamanya yang berjumpa tak disengaja). Dengan caranya ia menyampaikan tidak ada agama yang salah, apalagi menganut ketiganya sekaligus.
I just want to love God....

Kemudian cerita semakin menarik saat Pi dan keluarga bersama sebagian binatang dari
zoo milik ayahnya berimigrasi ke Canada. Why do people move? What makes them uproot and leave everything they've known for a great unknown beyond the horizon?.... The answer is the same the world over: people move in the hope of a better life. Buat saya it's a naked truth not many people dare to admit. Bahan novel yang bagus tetapi jarang dituang orang dalam percakapan. Dan perjalanan mengarung Pacific menjadi tragedi saat kapal tsimtsum tenggelam.... Meniggalkan Pi bersama seekor macan, zebra, hyena, gorilla di dalam life-boat. Buat yang beranggapan cerita ini familiar dengan Noah's ark, please... think again!

Begitulah cerita
survival mengalir menarik, menyedihkan, menyeramkan, membuat terpana. Tapi di lembar-lembar terakhir saya semakin menahan nafas. Buat kamu yang sudah baca, versi mana yang kamu percaya? Pi di life-boat bersama binatang, atau Pi bersama orang-orang lain yang ia sebutkan (versi tanpa binatang)? Buku ini bikin saya berpikir, there's always an animal in human being... don't you think? Dan saya percaya versi yang benar adalah Pi tidak bersama binatang di life-boat itu, melainkan bersama ibu dan orang-orang lainnya. Versi yang lebih kejam. Versi yang dienggani bahkan oleh Pi. Dan Richard Parker si macan adalah Pi sendiri.

Pendapat ini termasuk dalam
'dry, yeastless factuality', sementara orang lebih menyukai 'the better story', words of divine consciousness... an alignment of the universe along moral not intelectual ones;.... Maka Pi menuturkan kisahnya umpama wujud atheis yang menerima pencerahan sebelum mati, bukan seperti agnostic yang hampa imajinasi, and miss the better story.

Ah well, wish I could wrap it in better words.... Tetapi sudah agak lama saya tidak baca buku sebrilian ini. Nggak juga dari daftar Oprah book club yang pemeran utamanya selalu wanita. Please, kasih saya masukan buku-buku lain yang menarik dibaca, terutama yang agak baru karena saya selalu terlambat....

4 drops:

neenoy said...

Life of Pi emang luar biasa.

Well, gw termasuk orang yang GAK memikirkan mana 'versi cerita' yang sebenarnya. ;)

Try "The Curious Incident of the Dog in the Night-Time" by Mark Haddon. Gak bisa dibandingin sama Pi. Beda. Tapi juga bagus.

Anonymous said...

*nyatet input Dy dan Neenoy*

--durin--

Anonymous said...

huhuhuhu, meranalah saya; hidup dengan kemampuan bahasa Inggris yang terbatas. hahahhaha. *saya perlu waktu berbulan-bulan untuk menghabiskan satu novel non terjemahan :D*

pengen nyaranin buku indonesia; tapi di sana susah kali carinya ya ..

O ya, LIie of Pi itu memang keren ;)

dy said...

Udah coba Noy, bagus mmg... yg lain?
Durin, masih nyatet? :)
Atta, saya rindu baca literatur Indo nih...