Friday, January 21, 2005

Ruang Tunggu


Sungguh, kali ini aku ingin duduk manis saja
duduk di bangku ruang tunggu yang usang tapi nyaman
memandang kemilau salju putih terbingkai jendela
mengecap kopi dan menghirup aromanya lama-lama
membaca majalah tua yang aku sudah hapal isinya
melonjorkan kaki dan menggoyangnya saat kesemutan
bersenandung lirih tanpa mengganggu pendengaran
dan....ah ya,
tentu saja menatap buah hati bermain dengan keretanya
menjawab celotehnya yang manis terseling keras kepala
melemparkan bola untuk ditangkapnya dengan tertawa

Sungguh, kali ini aku ingin duduk manis saja
duduk di bangku ruang tunggu yang usang tapi nyaman
tanpa ronta resah dan gelisah
menahan senut-senut dan segala bengkaknya
mengakrabi dingin dan mencandai jam dinding

Sungguh, kali ini aku ingin duduk manis saja
duduk di bangku ruang tunggu yang usang tapi nyaman
hingga saatnya pintu ruang itu terbuka
dan suara yang jernih mengalun dari balik daunnya
memanggilku, karena giliranku sudah tiba....

3 drops:

neenoy said...

senat-senut, bengkak? kenapa?

Merlyna said...

Dy, duh kecian... sakit gigi ya?

dy said...

Durin, Noy, Mer.... nggak ada yang perlu di'selamat'in atau dikuatirkan... kalau ada bagian tubuh gue yang sakit mungkin itu di bagian otak aja, hehehe..... :)