Wednesday, May 19, 2004

Setting Seorang Figuran

Kesadaran akan tempat dan suasana terkadang butuh waktu. Terkadang tidak. Aku seperti memasuki dunia peran baru yang melengkapi sebentuk deja vu.


Waktu, tempat, dan suasana di kota yang tiba-tiba jadi bagian hidupku ini terkadang masih membuatku tersipu. Pertama kali kuutarakan perasaan -sebagai total alien- mengenai tempat ini pada orang terdekat adalah,"Aku merasa seperti ada di sebuah setting film." Mengapa?

Selama aku di Jakarta, atau Singapore, hampir semua bioskop memutar film impor yang asalnya dari US (untunglah sekarang film Indonesia mulai bangkit lagi). Gambar bergerak yang aku tonton kebanyakan punya setting di negara ini. Dan ketika aku berjalan sepanjang Charles Street dengan bangunan lama dan baru, gereja gothic yang tua, orang-orang afro-america yang duduk-duduk di tangga depan apartemen dengan suara kerasnya, orang kaukasia dengan anjingnya di taman, keramaian di Baltimore Inner Harbor, dan di musim dingin terutama: saljunya. Semua mengingatkanku akan setting film. Tiba-tiba aku jadi bagian dari sebuah film yang pernah aku tonton. Seperti seorang figuran yang tidak terkenal. Setting yang terasa familiar walau sebenarnya asing, seperti deja vu*. (Anyway, kota ini memang pernah jadi setting filmnya Meg Ryan di Sleepless in Seattle.)

Begitupun ketika berjalan ke arah Capitol Hill dari Union Station, begitu banyak orang yang memakai setelan jas hitam-hitam berkacamata hitam. Aku langsung sok tahu,"Mungkin FBI..." (aku teringat Men in Black, Independence Day yang menurutku "hollywood skalee..."). Atau ketika ke Philadelphia aku jadi ingat Bruce Willis dengan Sixth Sense dan Unbreakable-nya. Untunglah ke-norak-anku tidak berlangsung lama karena aku jadi tersipu. It's a real world, babe. Walau di belahan dunia lain mungkin tempat ini jadi sekedar film yang asik ditonton.

By the way, aku jadi teringat seorang kawan yang tugas akhirnya bertema setting film. Kawan ini juga yang mendorongku mencoba menulis di blog. Thanks, pal.

*****

*The term déjà vu (French: "already seen", also called promnesia) describes the experience of feeling that one has witnessed or experienced a new situation previously. The term was created by a French psychic researcher, Emile Boirac (1851-1917) in his book L' Avenir des Sciences Psychiques. The experience of déjà vu usually accompanied by a compelling sense of familiarity, and also a sense of "eerieness" or "strangeness".


0 drops: